AC Milan, salah satu klub sepak bola paling ikonik di Italia dan Eropa, telah menulis sejarah panjang sejak didirikan pada tahun 1899. Sebagai salah satu raksasa Serie A, Milan telah meraih berbagai gelar domestik dan internasional, termasuk tujuh trofi Liga Champions yang menjadikan mereka salah satu klub tersukses di dunia. Di sepanjang perjalanan gemilang mereka, Milan selalu dikenal sebagai simbol dari tradisi, kemegahan, dan identitas sepak bola Italia. Namun, seiring berjalannya waktu, perubahan kepemilikan klub juga menjadi bagian penting dari kisah Milan, dan yang terbaru adalah akuisisi oleh RedBird Capital pada tahun 2022.
RedBird Capital, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Amerika Serikat, mengambil alih kepemilikan Milan setelah membeli saham mayoritas dari Elliott Management. Pengambilalihan ini menandai babak baru dalam sejarah AC Milan, yang sejak beberapa tahun terakhir mulai bangkit kembali setelah periode penurunan performa di awal 2010-an. RedBird, di bawah pimpinan Gerry Cardinale, melihat Milan sebagai proyek besar dengan potensi untuk dikembangkan lebih lanjut, baik dari sisi olahraga maupun komersial.
Sebelum RedBird, AC Milan mengalami masa-masa yang tidak stabil setelah era emas di bawah kepemilikan Silvio Berlusconi, yang berakhir pada 2017. Di bawah Berlusconi, Milan menjadi klub yang mendominasi sepak bola Eropa, dengan pemain-pemain legendaris seperti Paolo Maldini, Marco van Basten, dan Kaka membawa kejayaan bagi klub. Namun, pada dekade terakhir masa kepemilikan Berlusconi, Milan mulai merosot, baik dalam hal performa di lapangan maupun keuangan klub. Berlusconi akhirnya menjual klub kepada konsorsium asal Tiongkok, yang kemudian dilanjutkan dengan kepemilikan oleh Elliott Management setelah klub mengalami masalah keuangan serius.
Elliott Management, sebuah firma investasi global, mengambil alih Milan pada 2018 sebagai bagian dari restrukturisasi utang klub. Di bawah Elliott, Milan berhasil menstabilkan keuangan mereka dan mulai bangkit dari keterpurukan di Serie A. Salah satu keputusan kunci yang diambil oleh Elliott adalah mempercayakan pembangunan kembali skuad kepada pelatih Stefano Pioli dan Paolo Maldini sebagai direktur teknis. Di bawah kepemimpinan mereka, Milan mulai kembali kompetitif, menantang rival-rival domestik seperti Inter Milan dan Juventus.
RedBird Capital, yang terkenal karena investasinya dalam bidang olahraga dan media, melihat potensi besar di Milan, terutama dalam mengembangkan klub sebagai entitas komersial global. Pengambilalihan ini menandai era modern di mana sepak bola tidak lagi hanya tentang permainan di lapangan, tetapi juga tentang bagaimana mengelola klub sebagai bisnis dengan nilai pasar yang signifikan. Gerry Cardinale, pendiri RedBird, memiliki visi untuk membawa Milan kembali ke puncak sepak bola dunia, baik dari sisi performa olahraga maupun nilai komersial.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi RedBird adalah menjaga keseimbangan antara menjaga warisan AC Milan sebagai klub tradisional yang dihormati di Italia, sekaligus mengembangkan model bisnis yang berkelanjutan di era sepak bola modern. Milan, yang telah lama dikenal dengan filosofi sepak bola mereka yang berbasis pada disiplin dan kecakapan teknis, kini berada di bawah tekanan untuk bersaing dengan klub-klub yang memiliki kekuatan finansial besar, seperti Paris Saint-Germain, Manchester City, dan Real Madrid.
Namun, RedBird tampaknya memiliki pendekatan yang strategis. Sejak mengambil alih klub, mereka menekankan pentingnya pengembangan infrastruktur Situs slot gacor resmi terpercaya dan perluasan merek Milan di pasar internasional. Salah satu proyek utama yang sedang direncanakan adalah pembangunan stadion baru yang akan menggantikan San Siro, stadion bersejarah yang menjadi rumah bagi Milan selama beberapa dekade. Stadion baru ini diharapkan tidak hanya memberikan pengalaman yang lebih modern bagi para penggemar, tetapi juga menjadi sumber pendapatan tambahan yang signifikan melalui acara-acara komersial di luar sepak bola.
Di sisi lapangan, RedBird berkomitmen untuk terus mendukung filosofi yang telah dibangun oleh Stefano Pioli dan Paolo Maldini. Skuad muda yang dinamis, dipadukan dengan beberapa pemain berpengalaman, menjadi landasan utama dalam kebangkitan Milan baru-baru ini. Pada musim 2021-2022, Milan berhasil memenangkan gelar Serie A, mengakhiri penantian selama 11 tahun untuk kembali meraih Scudetto. Kemenangan ini bukan hanya hasil dari strategi transfer yang cermat, tetapi juga bukti bahwa Milan sekali lagi mampu bersaing di level tertinggi sepak bola Italia.
Kepemilikan RedBird di AC Milan juga mencerminkan tren yang lebih luas dalam dunia sepak bola, di mana perusahaan investasi global semakin tertarik untuk memiliki klub-klub besar. Hal ini tidak hanya terkait dengan popularitas global sepak bola, tetapi juga dengan potensi finansial yang besar dari hak siar, sponsor, dan pasar global yang terus berkembang. RedBird, dengan pengalaman mereka di berbagai sektor olahraga, tampaknya berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan potensi ini dan membawa Milan menuju era baru yang lebih sukses.
Namun, seperti halnya setiap perubahan besar, perjalanan Milan di bawah RedBird Capital tidak akan tanpa tantangan. Kompetisi di Serie A semakin ketat, dengan klub-klub seperti Inter Milan, Juventus, dan Napoli yang terus berusaha bersaing di papan atas. Selain itu, Milan harus memastikan bahwa mereka tetap kompetitif di Eropa, terutama dalam Liga Champions, di mana harapan besar suporter untuk melihat Milan kembali meraih kejayaan.
Pada akhirnya, RedBird Capital membawa harapan baru bagi AC Milan, dengan visi untuk mengembalikan klub ini ke puncak sepak bola dunia. Dengan kombinasi strategi komersial yang cerdas dan dukungan yang tepat di lapangan, Milan kini berada di jalur yang benar untuk terus berkembang sebagai kekuatan global yang dihormati. Bagi para penggemar, masa depan tampak penuh dengan peluang, dan meskipun tantangan besar tetap ada, era baru di bawah RedBird menjanjikan kebangkitan berkelanjutan bagi salah satu klub paling bersejarah di dunia sepak bola.